Validitas Isi

Validitas Isi (content validity)Menurut Sukardi (2011: 32) validitas isi merupakan derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.

Hal serupa dikemukakan Widoyoko (2009: 129) bahwa validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kecakapan akademik.

Lebih lanjut menurut Sudjana (1991: 13) bahwa validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut harus mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.

Sama halnya menurut Arikunto (2006: 65) bahwa validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purwanto (1992: 138) yang mengatakan bahwa tes dikatakan memiliki content validity apabila isi tes sesuai dengan sampel hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut tujuan kurikulum.

Menurut Widoyoko (2009: 129) sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran. Dengan kata lain untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Untuk menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Pengembangan tes menggunakan spesifikasi domain isi tes. Spesifikasi isi menjelaskan isi secara rinci, dengan spesifikasi cakupan isi dan tipe butir soal.

Nurgiyantoro (2009: 103) berpendapat bahwa kesahihan isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu mempunyai kesejajaran (sesuai) dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Jika butir- butir tes secara jelas dimaksudkan mengukur tujuan tertentu dan bersifat mewakili bahan yang diajarkan, tes tersebut dikatakan memiliki kesahihan isi.

Tujuan dan bahan pelajaran biasanya dikembalikan atau didasarkan pada kurikulum, maka jenis kesahihan ini disebut juga kesahihan kurikuler.

Kriteria kelayakan tes yang digunkaan menunjuk pada kesesuaian antara tujuan dan bahan dengan alat tesnya, tak lain adalah jenis kesahihan isi. Pemenuhan kesahihan isi terutama dilihat dari tersedianya kisi- kisi yang baik yang dipakai sebagai dasar penyusunan butir- butir tes, disamping juga ketetapan masing- masing butir tesnya itu sendiri.

Mungkin saja terjadi sebuah perangkat tes telah disusun berdasarkan kisi- kisi, namun ternyata butir- butir soalnya ternyata ada yang kurang tepat. Disinilah perlunya peranan expert judgment itu. Pada alat tes yang digunkan untuk mengukur keberhasilan belajar, terpenuhinya validitas isi lebih penting daripada hasil kerja analisis butir soal.

Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk pencapaian hasil belajar (achievement test). Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Akan tetapi, untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Pertama, para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi interpretsi item-item yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan, mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi ters evaluasi tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui interpretasi item pertanyaan dalam tes. Atau dengan kata lain perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukkan dengan apa yang ingin diukur yang te;ah direfleksikan menjadi tujuan tes (Sukardi, 2011: 33).

Menurut Sujarwati (2011: 5) prosedur yang digunakan untuk menentukan validitas isi yaitu:

  1. mendefiniskan domain yang hendak diukur.
  2. menentukan domain yang akan diukur oleh masing-masing soal.
  3. membandingkan masing-masing soal dengan domain yang sudah ditetapkan.

[wpspoiler name=”Buka refference” ]Refference:

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya: Bandung

Arikunto, S. (2009). Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, M. N. (1992). Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung

Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta

Sujarwati, S. (2011). Validitas dan Reliabilitas Instrumen. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, Program Pasca Sarjana[/wpspoiler]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *