Merenung Kembali Tentang Rokok

Merenung Kembali Tentang Rokok -Rokok merupakan aktifitas yang sudah lazim kita jumpai di masyarakat. Bahkan sudah menjadi sebuah gaya hidup banyak orang di seluruh dunia.

Salah satu sumber devisa terbesar Indonesia berasal dari rokok. Seperti dikutip dari metronews data menunjukkan bahwa sumbangan devisa dari rokok ini melebihi minyak dan gas bumi (migas).

Maka dari itu menperin pun memperjuangakan industri ini agar tetap eksis. Selain itu, rokok merupakan tempat jutaan orang karyawan bergantung.

Ketika dilihat memang keuntungan finansial yang didapat negara sangatlah besar, namun disisi lain banyak juga hal yang harus dikorbankan. Pengorbanan tersebut berupa meningkatnya jumlah keluhan penyakit yang diakibatkan oleh rokok.

Merenung Kembali Tentang Rokok

Gaya hidup yang tidak sehat ini juga menjamur pada generasi muda yang nota bene masih berada pada sekolah. Banyak sekali faktor yang memicu generasi muda untuk mengikuti pola ini yang berasal kuat dari iklan di TV dan juga lingkungan sekitar.

Menurut data statistik Global Youth Tobbaco Survey 2014 (GYTS 2014) yang dikutip dari departemen kesehatan 20,3 % anak sekolah sudah merokok, miris bukan ? dan mungkin angka ini akan bertambah pada tahun-tahun berikutnya.

Merokok sendiri sebenarnya lebih banyak merugikan yang sudah banyak orang tahu, namun untuk berhenti dari aktifitas ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan mantap. Hanya kesadaran diri sajalah yang mampu membuat kita berhenti untuk merokok, ini terbukti dengan terus berlangsungnya kegiatan merokok meski sudah banyak bukti betapa bahayanya rokok.

Jika generasi muda sekarang adalah generasi perokok, maka apa yang akan terjadi di dua puluh tahun lagi ? bisakah kita bayangkan akan menjadi seperti apa Indonesia?. Akan terjadi banyak kasus penyakit jantung, dan resiko masalah kesehatan lain akibat rokok.

Kita harus membuka mata bahwa kebiasaan merokok yang sudah mengakar di Indonesia mau tak mau harus sedikit demi sedikit di kurangi. Mungkin, terbebas dari rokok bisa sampai puluhan tahun, tapi paling tidak kita harus mencoba dan memulai sejak dini, mulai dari diri sendiri.

Indonesia memang hidup bergantung pada rokok, namun apakah kita akan terus demikian ? anda sendiri yang tahu jawabannya.