Bubur merupakan makanan yang biasa diberikan kepada penderita tipes yang baru berada pada masa penyembuhan. Hal tersebut sangat menarik untuk dibahas terhadap kaitannya dengan efeknya terhadap penderita tipes. Review jurnal yang berjudul “Porridge Feeding as Nutritional Management of Typhoid Fever: Take it or Leave it? akan menjawab hal tersebut.
Tipes merupakan prevalensi paling tinggi dalam negara berkembang. Disebabkan oleh Salmonella Typhi. Bisa mengkontaminasi di air dan makanan. Paradigma di indonesia, merawat pasien tipes dengan makanan bubur. Pemberian nutrisi oral untuk pasien tipes biasanya dengan makanan halus dan mudah dicerna, contohnya bubur.
Pemberian bubur yang lama akan meningkatkan resiko kontraksi otot halus, dan menyebabkan atropi otot (mengecil karena jarang digunakan). Memakan makanan yang memiliki ukuran partikel kurang dari 2 mili, akan memendekkan vili. Bubur memiliki ukuran kurang dari 2 mm, sehingga mengonsumsi bubur dalam waktu lama akan memicu pemendekan vili.
Gangguan biokimia terjadi ketika pemecahan laktosa yang akan menuju usus besar dan difermentasi bakteri. Kondisi ini akan memperburuk kondisi pasien. Meningkatkan kolonisasi Salmonella Typhi.
Berdasaarkan analisis, pemberian bubur tidak sesuai untuk penderita tipes, solusi baru dinamakan modifikasi pemberian makanan, yaitu pemberian makanan pada waktu kerja usus.
Pemberian bubur sebagai manajemen nutrisi penderita tipes tidak sesuai jika ditinjau dari sisi anatomi, biokimia, dan secara imun.