Polusi logam berat di lingkungan perkotaan memang merupakan masalah yang sangat krusial di era ini. Perlu adanya cara untuk menanggulangi dampak negatif yang dihasilkannya. Oleh karena itu, kita akan melakukan review terhadap jurnal yang berjudul “Leaves of Higher Plants as Indicators of Heavy Metal Polllution along UrbanRoadways” untuk mengetahui tanda seberapa tercemar sebuah lingkungan perkotaan.
Polusi logam berat dilingkungan perkotaan merupakan dampak dari aktivitas antropogenik (emisi karena ulah manusia). Timbal, tembaga, kadmium, dan zink dihubugkan dengan kendaraan bermotor. Beberapa tanaman menghimpun logam berat yang mampu bersifat toksik pada organisme lain. Penanaman tumbuhan tingkat tinggi disepanjang jalan dapat mengurangi polusi logam berat di atmosfer. Daun merupakan proses fisiologis utama dan sangat dipengaruhi oleh pencemaran udara. Dimana merupakan material yang tepat untuk mengukur tingkat polusi (biomonitoring logam berat).
Penelitian dilakukan pada tiga tempat yang memiliki lalu lintas kendaraan sangat rendah, sedang, dan sangat tinggi. Menggunakan sepuluh jenis tanaman tingkat tinggi. Sampel dari sepuluh tanaman yang dipilih pada tiga musim yang berbeda selama dua tahun dari semua area studi. Sampel dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan partikel debu. Setelah dimasukkan dalam botol sampel kemudian dikeringkan dijadikan bubuk untuk analisis berikutnya.
Konsentrasi dari timbal, tembaga, kadmium dan zink pada tanaman sepanjang daerah polusi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan sampel kontrol. Besarnya ditunjukkan hubungan langsung dengan kepadatan lalulintas kendaraan bermotor sebagai sumber utama dari logam berat di tanaman. Agerantum conyzoides dapat dijadikan sebagai indikator polusi logam berat sepanjang jalan raya.
Source: Journal of Science Technology