Penilaian Autentik – Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran terdiri atas komponen masukan pembelajaran (input), proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran (output). Adapun dalam pelaksanaannya, pembelajaran terdiri atas tiga aspek penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang saling berkaitan guna mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Merujuk pada hal tersebut, pemerintah telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 guna meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya adalah standar penilaian. Standar penilaian dijelaskan lebih lanjut dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa danketerlaksanaan proses pembelajaran sebagai upaya pencapaian proses pembelajaran yang optimal.
Penilaian autentik (authentic assessment) merupakan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013: 281). Sementara itu penilaian alternatif merupakan teknik penilaian non-tradisional dengan menggunakan instrumen penilaian yang bervariasi untuk menilai kinerja maupun hasil belajar siswa (Sukardjo, 2012: 66). Penilaian alternatif sering disebut juga penilaian autentik karena penilaian alternatif sengaja dirancang untuk menjamin keaslian dan kejujuran penilaian serta hasilnya terpercaya.
Selama ini, penilaian hasil belajar siswa belum memiliki kesesuaian dengan pelaksanaan proses belajar. Penilaian yang dilakukan belum mampu mengukur kompetensi siswa secara komprehensif. Atas pertimbangan tersebut perlu dilakukan kajian literatur mengenai penilaian autentik (authentic assessment) dalam bentuk proyek dan portofolio.
Apakah yang dimaksud dengan penilaian autentik ?
Penilaian autentik digunakan untuk mengukur performance (kinerja) aktual atau nyata siswa secara langsung. Autentik dimaknai sebagai realistis atau berhubungan dengan aplikasi pada kehidupan nyata (Ott, 1994: 6). Sementara itu, penilaian alternatif memiliki beberapa definisi (Sukardjo, 2012: 66) yaitu (1) pemanfataan pendekatan non-tradisional untuk penilaian kinerja atau hasil belajar siswa; (2) proses penilaian kinerja perilaku siswa secara multidimensional pada situasi nyata atau autentik; (3) penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan, dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk atau penilaian kinerja. Adapun teknik penilaian alternatif sangat bervariasi diantaranya penyusunan portofolio, pengembangan suatu produk, pelaksanaan suatu proyek, dan pelaksanaan suatu kinerja (performance).
Penilaian autentik dikenal dengan istilah performance, appropriate, alternative atau direct. Penilaian autentik disamakan dengan istilah performance assessment (Mueller, 2006) karena siswa diminta untuk menampilkan tugas yang bermakna. Istilah alternatif digunakan karena merupakan alternatif dari penilaian yang biasa digunakan (traditional assessment). Adapun nama direct assessment digunakan karena penilaian autentik menyediakan bukti nyata secara langsung dibandingkan penerapan keterampilan dan pengetahuan.
Menurut Mueller (2006) penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang meminta siswa untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial bermakna. Menurut Kemendikbud (2013: 281), penilaian autentik merupakan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar siswa untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Autentik dalam hal ini dimaknai sebagai asli, nyata, valid atau reliabel. Peter dan Franz (1998: 2) mengemukakan penilaian autentik sebagai penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan dalam konteks pembelajaran yang bermakna dan refleksi pengalaman belajar yang nyata dan berharga yang dapat didokumentasi melalui observasi, rekaman anekdot, jurnal, konferensi, portofolio, maupun pameran proyek. Sementara itu, Grant Wiggins (1993) dalam Asses Forum 2008 mendefinisikan penilaian autentik sebagai berikut.
“…. engaging and worthy problems or questions of importance, in which students must use knowledge to fashion performances effectively and creatively. The tasks are either replicas of or analogous to the kinds of problems faced by adult citizens and consumers or professionals in the field.”
Penilaian autentik dapat disebut sebagai penilaian performansi karena kriteria penilaian fokus pada observasi mengenai perilaku (behavior) yang kompleks dibandingkan keterampilan atau pengetahuan yang tak nampak (atomistic). Dalam penilaian autentik siswa diminta untuk memberikan suatu respon dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks kehidupan nyata. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi yang akurat dan valid mengenai hal yang diketahui siswa dan dapat dilakukan siswa dalam konteks nyata, dibawah kondisi alami.
Sementara itu, ciri penilaian autentik menurut Wiggins (1993) dalam Assess Forum 2008 diantaranya lebih mengarah pada publik termasuk audiens, panel dan sebagainya, tidak didasarkan pada batasan waktu yang tidak realistis dan berubah-ubah, membutuhkan adanya kolaborasi serta cenderung mengarah pada portofolio atau a season of game. Antuni Wiyarsi (2012) mengemukakan karakteristik penilaian autentik meliputi melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience) siswa yang dikerjakan selama pembelajaran berlangsung, mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan refleksi, yang diukur keterampilan dan performansi, bukan sekedar mengingat fakta, penilaian berkesinambungan dan terintegrasi, dapat digunakan sebagai umpan balik, serta kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.
Apa sajakah bentuk-bentuk penilaian autentik ?
Suatu penilaian autentik biasanya melibatkan suatu tugas bagi siswa untuk menampilkan dan sebuah kriteria penilaian atau rubrik yang digunakan untuk menilai penampilan berdasarkan tugas tersebut. Tugas yang meminta siswa untuk melakukan atau menampilkannya dianggap autentik apabila: (1) siswa diminta untuk mengkonstruk respons siswa sendiri bukan sekedar memilih dari yang tersedia; (2) tugas merupakan tantangan yang mirip (serupa) yang dihadapkan dalam kenyataan (dunia) sesungguhnya. Adapun tipe tugas autentik (Nuryani Y. Rustaman, 2002) diantaranya:
- Computer adaptive testing (tidak berbentuk tes obyektif), menuntut peserta tes untuk dapat mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang nyata;
- Tes pilihan ganda diperluas, dengan memberikan alasan terhadap jawaban yang dipilih;
- Extended response atau open ended question;
- Group performance assessment (tugas-tugas kelompok) atau individual performance assessment (tugas perorangan);
- Observasi pastisipatif;
- Portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa;
- Proyek, ekspo, atau demonstrasi;
- Constructed response, siswa perlu mengkonstruksi sendiri jawabannya.
[wpspoiler name=”Buka refference” ]Refference:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (-). Model Pembelajaran Berbasis Proyek/ Project Based Learning. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
Sukardjo. (2012). Evaluasi Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.
Mueller, J. (2006). Authentic Assessmnt. North Central College. Diakses dari http://jonatan.muler.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm pada 5 Oktober 2014 pukul 13.00
Ott, Jack. (1994). Alternative Assessment In Mathematics Classroom. New York: Glencoe/McGraw-Hill.
Winograd, Peter & Perkins, Frans Davis. (1998). Authentic Assessemnt in the
Classroom: Principles and Practices. A Handbook For Student Performance Assessment in an era of Restructuring. Diakses dari http://www.stcoll.edu.jm/Education/PDF/Classroom%20Assessment/Articles/authentic_assessment_in_the_classroom.pdf pada 5 Oktober 2014 pukul 13.00
Wiyarsi, Antuni. (2012). Penilaian Proyek sebagai Implementasi Authentic Assessment untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132312678/makalah%20authentic%20assessment.pdf pada tanggal 28 September 2014 pukul 19.03 WIB
Assessforum. (2008). Creating Authentic Assessment. Diakses dari http://www.itl.usyd.edu.au/assessmentresources/pdf/ltc_assessment_toolkit_authentic_assessment.pdf pada tanggal 5 Oktober 2014 pukul 13.10[/wpspoiler]