Pembelajaran Konstruktivisme – unityofscience.org – Pada kesempatan kali ini akan dibahas jurnal mengenai konstruktivisme dengan judul “Constructivist Approaches to Learning in Science and Their Implications for Science Pedagogy: A Literature Review”
Pengetahuan, harapan, dan persepsi yang menarik perhatian mereka adalah untuk menentukan apa yang mereka pelajari. Untuk mempelajari konsep bermakna, siswa harus melakukan proses kognitif yang membangun hubungan antar elemen informasi dalam konsep tersebut. Guru IPA akan lebih efektif jika mereka memahami hambatan untuk pembelajaran konseptual (khususnya pada miskonsepsi ilmu dan instruksi konvensional) dan jika mereka menjadi akrab dengan penelitian pendidikan serta strategi menangani miskonsepsi (penyampaian informasi/konsep oleh guru dengan benar namun konsep tersebut diterima oleh murid berbeda dengan konsep yang benar).
Para konstruktivis memahami fakta bahwa pengetahuan konseptual siswa berkembang dalam waktu tertentu, dan banyak miskonsepsi akan hilang serta siswa menjadi ahli. Harapannya bahwa konsep ilmiah dapat dipelajari dalam beberapa hari, minggu atau bahkan berbulan-bulan adalah sebuah gagasan yang perlu dikaji ulang. Pengembangan konsep tidak dapat terjadi dalam keadaan seperti itu (Howe, 1993). Belajar tidak berarti terjadi dengan melemparkan fakta ilmu pengetahuan lebih dan prinsip-prinsip pada siswa atau meningkatkan jumlah kegiatan laboratorium siswa.
Sebuah trend “hands on” tidak akan dengan sendirinya meningkatkan pemahaman siswa tentang ilmu pengetahuan. Selain itu dibutuhkan adalah “minds on” yang ditekankan dalam pembelajaran IPA (Pines, 1985). Organisasi proses sangat penting untuk membangun jaringan konseptual (Novak, 1988). Guru dapat mendukung proses organisasi siswa dengan teknik seperti pemetaan konsep. Dengan membandingkan peta konsep, siswa “menghasilkan” sesuatu dalam pembelajaran, guru bisa melacak perkembangan konseptual siswa. Belajar untuk memahami di dalam kelas memerlukan hands on yang dirancang dengan baik serta minds on, kegiatan yang sudah ada menantang konsepsi siswa yang mengarah siswa untuk merekonstruksi teorinya.
Sebagai seorang pendidik IPA, kita harus menekankan kualitas pemahaman siswa, bukan hanya belajar untuk nilai tes mereka. Pemahaman konseptual sangat penting dan harus menjadi fokus perhatian dalam pengajaran ilmu pengetahuan, diperlukan juga untuk meningkatkan pembelajaran konseptual lebih dari menghafal hafalan. Guru IPA harus memperhatikan pada proses sains bukan hanya konten, karena siswa yang memahami proses adalah lebih siap untuk mendapatkan konten ilmu pada mereka sendiri (Basili, & Sanford, 1991). Guru saat ini harus tidak hanya menganggap dirinya guru tapi juga bagaimana siswa belajar.
Sekian pembahasan mengenai jurnal yang bertemakan Pembelajaran Konstruktivisme. Semoga dapat memberikan ide baru pada proses pembelajaran IPA. Jangan lupa bagikan artikel ini ya!