Termokromis

Termokromis -Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi.

Senyawa-senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi dan struktur bermacam-macam. Mulai dari bilangan koordinasi dua sampai delapan dengan struktur linear, tetrahedral, segi empat planar, trigonal bipiramidal dan oktahedral. Namun kenyataan menunjukkan bilangan koordinasi yang banyak dijumpai adalah enam dengan struktur pada umumnya oktahedral. (Iis Siti Jahro)

Senyawa kompleks telah banyak dipelajari dan diteliti melalui suatu tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan menggunakan ion-ion logam serta ligan yang berbeda-beda. Ligan memiliki kemampuan sebagai donor pasangan elektron sehingga dapat dibedakan atas ligan monodentat, bidentat, tridentat dan polidentat. Dalam kimia koordinasi, NO atau NO2 dapat berperan sebagai ligan sehingga membentuk senyawa kompleks dengan beberapa logam transisi. Beberapa ligan dapat dideretkan dalam suatu deret spektrokimia berdasarkan kekuatan medannya, yang tersusun sebagai berikut : I < Br < S2- < SCN < Cl < NO3 < F < OH< Ox2– < H2O < NCS < NH3 < en < bipi < fen < NO2- < CN < CO, dengan Ox = oksalat, en = etilendiamin, bipi = 2,2’-bipiridin dan fen = fenantrolin. Ligan NO2 dalam deret spektrokimia lebih kuat dibandingkan ligan-ligan feroin (fenantrolin, bipiridin dan etilendiamin) dan lebih lemah dari ligan CN (Rilyanti et al, 2008).

Kobalt merupakan salah satu logam unsur transisi dengan konfigurasi elektron 3d7 yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun Co(III). Namun dalam senyawa sederhana Co, Co(II) lebih stabil dari Co(III). Ion – ion Co2+ dan ion terhidrasi [Co(H2O)6]2+ stabil di air. (Siswandono dan Soekardjo: 1995 )

Warna dari zat-zat kimia adalah sifat fisika dari zat-zat kimia yang dalam banyak kasus berasal dari eksitasi elektron karena penyerapan energi yang dilakukan oleh zat kimia tersebut. Apa itu terlihat oleh mata bukan terserap oleh warna, tetapi warna komplementer dari penghapusan pajang gelombang yang terserap. Studi struktur kimia atas bantuan penyerapan dan pelepasan energi umumnya dikenal sebagai spektroskopi.

Semua atom dan molekul mampu menyerap dan melepaskan energi dalam bentuk foton,  yang diiringi dengan perubahan keadaan kuantum. Jumlah energi yang diserap adalah perbedaan antara energi-energi dari dua keadaan kuantum. Ada beberapa tipe kuantum, termasuk, misalnya, keadaan rotasi dan fibrasi dari suatu molekul. Namun pelepasan energi tampak pada mata manusia, secara umum disebut sebagai cahaya tampak,  spin panjang gelombang kira-kira  380 nm sampai 760 nm, bergantung pada individu, dan foton dalam jangkauan ini biasanya seiring dengan perubahan keadaan kuantum pada atom atau orbital molekul. Persepsi cahaya diatur oleh tiga jenis reseptor warna pada mata, yang sensitif terhadap jangkauan berbeda dari panjang gelombang dalam pita ini.

[wpspoiler name=”Buka Reference” ]Reference:

Himawan, Ahmad Andika. (2012). Ringkasan Materi Snyawa Kompleks. Semarang: Teknik Kimia UNDIP

Iis Siti Jahro, Djulia Onggo, Ismunandar dan Susanto Imam Rahayu. Kajian Mekanisme Reaksi Kompleks Multi Inti FeII-MnII-CrIII Dengan Ligan Ion Oksalat Dan 2,(2’-pyridyl)quinoline Dalam Pelarut Metanol dan Air. Departemen Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No. 10 Bandung, 40132e-mail : jahrostiis@yahoo.com

Riyanti M., Sembiring Z., Handayani T., dan Subekti E. M., (2008). “Sintesis Senyawa Kompleks Cis-(Co(bipi)2(CN)2 dan Uji Interaksinya Dengan Gas NO2 Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan IR”. Lampung: FMIPA Universitas Lampung.

Siswandono dan Soekardjo, B., 1995. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press[/wpspoiler]